Rabu, 28 Februari 2018

Masalah dalam Sistem Ekskresi

   Image result for sistem ekskresi

   Proses Eksresi pada manusia dilakukan oleh alat-alat atau organ yang memiliki fungsi sama dalam sistem eksresi. Proses metabolisme selalu berlangsung di dalam tubuh mahluk hidup. Proses metabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang berguna didalam tubuh. Selain menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi tubuh, metabolisme juga menghasilkan senyawa-senyawa sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Senyawa-senyawa yang tidak berguna di dalam tubuh harus dikeluarkan oleh tubuh, karena bersifat racun dan membahayakan tubuh.
Proses pengeluaran zat tubuh ini dibedakan menjadi tiga, yaitu defekasi, ekskresi, dan sekresi.
  • Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan makanan yan berupa feses atau tinaja dan akan dikeluarkan melalui anus.
  • Ekskresi yaitu, proses pegeluaran zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi dan dikeluarkan bersama urine, keringat dan pernapasan.
  • Sekresi, yaitu proses pengeluaran getah oleh sel-sel dan kelenjar. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh, yaitu enzim dan hormon.

Alat Ekskresi pada Manusia

Proses pengeluaran zat-zat sisa akan dilakukan oleh beberapa organ tubuh yang mempunyai fungsi sama dalam sistem ekskresi. Adapun 4 macam alat ekskresi pada manusia adalah paru-paru, ginjal, hati, dan kulit.

1.    Paru-paru (pulmo)

Image result for sistem ekskresi paru-paru
   Karbon dioksida dan air sebagai hasil dari metabolisme karbohidrat dan lemak. Karbon dioksida dan air dikeluarkan dari sel dan jaringan tubuh dan masuk ke dalam alira darah. Didalam paru-paru karbon dioksida akan dilepas dan oksigen akan diikat oleh darah.
Selanjutnya karbon dioksida akan dikeluarkan melalui rongga hidung. Demikia juga air akan dikeluarka paru-paru dalam bentuk uap air. Secara singkat proses tersebu adalah: Zat-zat sisa CO2 + air → darah → paru-paru → keluar melalui rongga hidung dalam bentuk gas dan uap air.

2.    Ginjal (Renal)

[adsense]Ginjal merupakan alat ekskresi yang paing utama dan paling penting. Ginjal berjumlah sepasang berbentuk kacang ercis. Ginjal terletak di dalam rongga perut disebelah kanan dan kiri tulang pinggang.
Kedudukan ginjal sebelah kiri lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan. Ginjal manusia mempunyai ukuran panjang 10 – 13 cm (4 – 5 inci), lebarnya 5 – 7,5 cm (2 – 3 inci), dan beratnya ± 150 gram (0,5% berat tubuh).

a.    Struktur ginjal

Ginjal terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian luar disebut korteks atau kulit ginjal, dibawahnya ada medula atau sumsum ginjal, dan dibagian dalam berupa rongga yang disebut pelvis renalis atau rongga ginjal.
Pada bagian korteks memiliki unit struktural dan fungsional terkecil yang disebut nefron. Korteks mengandung jutaan nefron. Nefron berfungsi sebagai penyaring darah. Tiap nefron terdiri dari badan Malphigi dan tubulus. Tiap badan Malphigi terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman.
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh-pembuluh darah kapiler, yang dindingnya berhubungan dengan kapsula bowman. Kapsula bowman berbentuk seperti mangkuk yang merupakan selaput pembungkus glomerulus. Pada tubulus mempunyai ukuran panjang.
Panjang saluran tubulus pada orang dewasa sekitar 7,5 km sampai 15 km terdiri dari tubulus kontortus proksima, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivius. Ketiga tubulus tersebut dihubungkan oleh lengkung Henle. Lenkung Henle terdiri dari dua bagian, yaitu lengkung Henle Naik (asedens) dan Lengkung Henle turun (desendens).
Pada bagian medula ginjal mengandung banyak pembuluh/tubulus pengumpul yang bermuara pada tonjolan/papila di ruang ginjal (pelvis renalis). Pada masing-masing ginjal dilengkapi saluran yang disebut ureter, yang berfungsi menyalurkan urine ke kantung kemih (vesica urinaria). Dalam kantung kemih urine ditampung sementara untuk selanjutnya dikeluarkan bersama uretra.

b.    Fungsi ginjal

Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Darah yang disaring ginjal sebanyak ± 1.500 liter. Zat-zat yang tidak terpakai atau bersifat racun hasil penyaringan darah akan dibuang oleh ginjal berupa urine.

Urine yang dihasilkan dalam waktu satu hari ± 1,5 liter. Selain berfungsi menyaring darah, ginjal juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
  • Mengekskresikan zat-zat yang mengandung nitrogen, misalnya amonia, urea dan asam urat.
  • Mengekskresikan zat yang berlebih misalnya, vitamin yang larut dalam air.
  • Mempertahankan keseimbangan asam-basa darah
  • Mempertahankan cairan ekstraseluler dengan mengeluarkan kelebihan air didalam tubuh.

c.    Proses yang terjadi didalam ginjal

Proses yang terjadi didalam ginjal merupakan proses pembantu urine yang meliputi tiga tahapan, yaitu:
  • Filtrasi adalah proses penyaringan darah pada bagian glomelurus. Hasil penyaringan disebut filtrat glomerulus atau urine primer yang masih mengandung air, glukosa, protein/asam amino, dan urea.
  • Reabsorbsi ialah proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna, misalnya air, glukosa, asam amino, dan beberapa garam mineral. Proses ini terjadi pada tubulus kontortus proksimal. Hasil reabsorbsi berupa urine sekunder.
  • Argumentasi adalah proses penambahan zat-zat terkandung dala urine sesungguhnya adalah air, urea, asam urat, amonia, garam mineral, zat warna empedu, dan zat yang jumlahanya berlebihan, misalnya vitamin dan obat-obatan. Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal.
Jumlah urine yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
  • Jumlah air yang diminum
  • Banyaknya garam yang harus dikeluarkan agar tekanan darah osmosis tetap
  • Hormon antidiuretika (ADH), hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Fungsi hormon ADH mempengaruhi penyerapan air oleh dinding tubulus. Jika kekurangan ADH, jumlah urine meningkat 20 – 30 kali dinamakan Diabetes insipidus.
  • Saraf, rangsangan saraf renalis menyebabkan duktus aferent menyempit, maka alirah ke glomerulus berkurang, tekanan darah berkurang akibatnya filtrasi kurang efektif.
  • Pada penderita diabetes melitus (kurang hormon insulin), sehingga pengeluaran glukosa diikuti dengan kenaikan volume urine.
Urine normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Jumlah rata-rata 1 – 2 liter sehari
  • Warna bening orange pucat.
  • Baunya tajam, dan
  • Reaksi sedkit asam (pH = 6)
Urine ditampung dalam vesica urinaria (kandung kemih) ± 300 cc. Pengeluaran urine diatur oleh otot sfinker. Zat-zat yang terkandung dalam urine dapat diuji dengan cara:
  • Klor, urine ditetesi AgNO3 5%
  • Glukosa, urine ditetesi larutan bennedict (fehling A dan B) dan dipanaskan
  • Protein, urine ditetesi larutan NaOH 10% kemudian larutan CuSO4 1%
  • Amonia, urine dipanaskan
  • pH, dengan memasukan kertas indikator universal pada urine.

3.    Hati (Hepar)

Hati berperan sebagai kelenjar pencernaan dan sebagai alat ekskresi. Adapun fungsi hati secara menyeluruh adalah:
  • Menyimpan gula otot (glikogen)
  • Tempat pembentukan dan pembongkara protein
  • Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah
  • Tempat mengubah provitamin A menjadi vitamin A
  • Menetralkan racun dan diikat dalam pembentukan dan perombakan sel darah merah.
Sel yang bertugas merombak sel darah merah disebut sel histiosit. Hemoglobin (Hb) dirombak menjadi hemin diubah menjadi zat warna empedu yang kemudian di oksidasi menjadi urobilin yang memberi warna pada urine dan feses.
Zat besi (Fe) dismpan di hati lalu, dikembalikan ke sumsum tulang. Globin dipergunakan lagi untuk pembentukan Hb yang baru.

4.    Kulit (Integumen)

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh yang hampir tiap waktu dapat terjadi kerusakan dan senantiasa juga mengalami perbaikan. Kulit berfungsi sebagai:
  • Pelindung tubuh terhadap kerusaka fisik dari gesekan, sinar, kuman-kuman, zat kimia, panas dan lain-lain.
  • Mengurangi kehilangan air
  • Mengatur suhu tubuh
  • Menerima rangsangan dari luar (indra peraba)
  • Mengekskresikan zat-zat sisa yang berupa keringat dan minyak, dan
  • Tempat menyimpan cadangan makanan/lemak.
Kulit secara anatomi tersusun atas bagian-bagian berikut ini:

a.    Epidermis (bagian luar)

Berikut ini lapisan yang tedapat pada epidermis kulit.
  • Starum korneum/lapisan tanduk, lapisan sel mati akan selalu mengelupas.
  • Starum lusidum, merupakan lapisan yang berwarna bening
  • Stratum germintivum, yaitu lapisan yang selalu tumbuh membentuk sel-sel baru ke arah luar.

b.    Dermis (bagian dalam)

Berikut ini lapisan yang terdapat pada dermis kulit.
1)    Kelenjar keringat (glandula sudorifera), akan menghasilkan keringat. Fungsi kelenjar keringat, yaitu:
  • Mengeluarkan zat sisa metabolisme
  • Mengatur keseimbangan air dan garam-garam mineral dan
  • Mengatur suhu tubuh
2)    Kelenjar minyak (glandula sebasea) Menghasilkan minyak. Fungsi kelenjar minyak antara lain.
  • Mencegah kekeringan pada kulit
  • Menggerakan rambut dan
  • Mengerutkan kulit
  • Akar rambut
  • Pembuluh darah
  • Serabut saraf (indra peraba atau perasa)
Keluarnya keringat terjadi pada saat suhu tubuh lingkungan tinggi. Suhu lingkungan tinggi/panas akan menyebabkan air (keringat) dikeluarkan melalui pembuluh permukaan kulit.
Kemudian, air menguap untuk menyerap panas tubuh, sehingga suhu tubuh tetap terjaga. Suhu lingkungan rendah/dingin maka pembuluh darah menyempit selanjutnya otot-otot polos akan berkontraksi menggerakan rambut yang menjadikan rambut akan tegak dan muncul sensasi menggigil.
Dalam kondisi normal, tubuh mengeluarkan keringat ± 50 cc/jam. Pengeluaran keringat dapat lebih atau kurang karena beberapa faktor, yaitu:
  • Aktivitas tubuh meningkat menjadikan keringat lebih banyak
  • Suhu lingkungan tinggi menyebabkan banyak pengeluaran keringat banyak.
  • Goncangan emosi dapat menyebabkan pengeluaran keringat banyak.
  • Rangsangan saraf simpatis karena emosi akan memperkecil pengeluaran keringat sebab terjadi penyempitan pembuluh darah dan kulit menjadi pucat (seperti wajah orang ketakutan).
GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI MANUSIA
  1. GANGGUAN PADA GINJAL
Batu ginjal
  • Penyebab       :
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan

Rabu, 21 Februari 2018

Hiasan Donat Dari Kaos Kaki

Donat dari Kaos Kaki



Kelompok 5:

  1. Muhammad Kharis Abdillah
  2. Puan Candra Syahanani
  3. Salsabila Dewi Amalia
  4. Ulfah Jaafar Maysaroh
Alat dan Bahan:
  • Kaos kaki                     Rp 15.000,00
  • Kain flanel                   Rp 1.500,00
  • Dakron                         Rp 5.000,00
  • Lem tembak/bakar       Rp 2.000,00
  • Hiasan donat                Rp 5.000,00
  • Gunting dan pulpen     Sendiri
Langkah Pembuatan:
  1. Potong ujung kaos kaki
  2. Lipat pada ujungnya
  3. Isi dakron pada lipatan tadi
  4. Lalu, selimuti lipatan tadi dengan bagian kaos kaki yang tidak terlipat
  5. Lakukan terus menerus hingga bagian kaos kaki tersebut habis 
  6. Tempelkan bagian akhir kaos kaki menggunakan lem tembak
  7. Potong kain flanel sesuai pola yang diinginkan
  8. Tempelkan pada sisi tempat menempel bagian akhir kaos kaki tadi
  9. Tempeli dengan hiasan
  10. Donat dari kaos kaki dapat digunakan untuk menancapkan jarum, hiasan kulkas, gantungan kunci, dan sebagainya 

Contoh:


Hasil gambar untuk doughnuts stress toy

Senin, 12 Februari 2018

Kanker Paru-Paru, pengertian, gejala dan cara pengobatannya

Image result for kanker paruparu
Kanker paru-paru adalah suatu kondisi dimana sel-sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam paru-paru (organ yang berfungsi untuk menyebarkan oksigen ke dalam darah saat menghirup napas dan membuang karbondioksida saat menghela napas). Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi.
Meskipun begitu, kanker paru-paru termasuk salah satu jenis kanker yang paling bisa dicegah. Kondisi ini kebanyakan diderita oleh para perokok aktif dan pasif. Pada tahap awal, tidak ada tanda atau gejala kanker paru-paru yang jelas. Tapi kemudian gejala seperti batuk secara berkelanjutan hingga mengalami batuk darah, selalu merasa kehabisan napas, kelelahan tanpa alasan,dan penurunan berat badan akan muncul.
Kanker Paru-paru-Alodokter

Penderita Kanker Paru-paru di Indonesia

Berdasarkan data WHO, kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang laki-laki Indonesia. Berdasarkan data Globocan atau International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, di Indonesia terdapat 25.322 kasus kanker paru-paru yang menimpa pria dan 9.374 kasus yang menimpa wanita.
Hasil penelitian pada 100 Rumah Sakit di Jakarta menunjukkan bahwa kanker paru merupakan kasus kanker terbanyak pada laki-laki, dan nomor empat terbanyak pada wanita. Angka kejadian kanker paru cukup rendah pada usia di bawah 40 tahun, dan semakin meningkat hingga usia 70 tahun.

Jenis Kanker Paru-paru yang Ada

Terdapat dua jenis kanker paru-paru primer berdasarkan jenis selnya, yaitu kanker paru-paru sel kecil (small-cell lung cancer/SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (non-small-cell lung cancer/NSCLC). Kanker paru-paru non-sel kecil berpeluang empat kali lebih sering terjadi dibandingkan dengan kanker paru-paru sel kecil.
Kanker paru-paru sel kecil (SCLC) biasanya hanya menimpa para perokok berat dan penyebarannya lebih cepat dibandingkan dengan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC).

Orang Yang Berisiko Terkena Kanker Paru-paru

Merokok bisa dikatakan sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Orang yang paling berisiko terkena kanker paru-paru adalah perokok aktif. Sekitar 85 persen kanker paru-paru dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Meski begitu, bukan berarti setiap perokok akan terkena kanker paru-paru. Selain itu, orang yang tidak merokok juga berkemungkinan terserang kanker paru-paru, meski lebih rendah jumlahnya.
Selain rokok, beberapa penyebab kanker paru-paru lain adalah menghirup arsenik, radiasi, dan polusi udara. Kanker paru-paru juga lebih umum terjadi pada orang yang sudah lanjut usia.

Pengobatan Pada Kanker Paru-paru

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi metode pengobatan dan penanganan yang dilakukan untuk mengatasi kanker paru-paru yaitu:
  • Seberapa parah penyebaran kanker.
  • Kondisi kesehatan pasien.
  • Jenis kanker yang diderita.
Operasi pengangkatan kanker bisa dilakukan jika sel kanker belum menyebar secara luas ke bagian tubuh yang lainnya. Jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi pengangkatan, cara penanganan yang lainnya bisa diterapkan. Proses penghancuran sel kanker dengan cara radioterapi bisa dijalankan.
Kanker paru-paru umumnya tidak menimbulkan gejala sebelum sel-sel kanker tersebut menyebar ke bagian besar paru-paru atau ke bagian tubuh lainnya. Kesembuhan tergantung kepada penyebaran kanker dan kapan diagnosis kanker diketahui. Makin awal diagnosis yang dilakukan, kemungkinan pengobatan untuk berhasil juga menjadi lebih tinggi.

Gejala Kanker Paru-Paru

Pada tahap awal, kanker paru-paru tidak menyebabkan gejala apa pun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai suatu tahap tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala utama yang akan dialami penderita kanker paru-paru, di antaranya:
  • Batuk yang berkelanjutan dan bertambah parah, hingga akhirnya mengalami batuk darah.
  • Mengalami sesak napas dan rasa nyeri di dada.
  • Mengalami kelelahan tanpa alasan.
  • Pembengkakan pada muka atau leher.
  • Sakit kepala.
  • Sakit pada tulang, bisa pada bahu, lengan atau tangan.
  • Berat tubuh menurun.
  • Kehilangan selera makan.
  • Suara menjadi serak.
  • Kesulitan menelan atau sakit saat menelan sesuatu.
  • Perubahan pada bentuk jari, yaitu ujung jari menjadi cembung.
Segera temui dokter atau pergi ke klinik untuk memastikan diagnosis dari gejala yang dialami.

Penyebab Kanker Paru-Paru   

Penyebab utama dari kanker paru-paru adalah merokok, baik pada perokok aktif maupun pada perokok pasif. Tapi orang yang tidak merokok maupun terkena pajanan asap rokok juga dapat menderita kanker paru-paru. Beberapa penyebab dari kanker paru-paru akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

Perokok Aktif dan Perokok Pasif

Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok. Maka para perokok aktif menjadi kelompok yang paling berisiko. Asap rokok yang dihisap, mengandung lebih dari 60 zat-zat beracun yang dapat memicu perkembangan kanker. Zat-zat beracun ini dikenal dengan sebutan karsinogenik. Misalnya nikotin yang dipakai di dalam insektisida serta tar yang digunakan dalam pembuatan aspal jalanan.
Pada awalnya, kerusakan ini dapat diperbaiki oleh tubuh. Tapi pengulangan dan keberlanjutan dari merokok menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru terus bertambah. Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal hingga akhirnya muncul sel kanker.
Saat ini, lebih dari 60 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Jumlah ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Indonesia berada di urutan ketiga dalam negara-negara dengan perokok aktif tertinggi, di belakang China dan India.
Selain tembakau, ganja juga mengandung zat-zat yang dapat memicu kanker. Tembakau sering dicampur dengan ganja. Meski kuantitas tembakau yang dicampur dengan ganja lebih sedikit dibandingkan dengan rokok, para perokok ganja mengisap lebih dalam dan lebih lama. Dampak mengisap tembakau yang dicampur dengan ganja jauh lebih buruk daripada mengisap rokok tembakau biasa.
Perokok pasif adalah orang yang terkena pajanan asap rokok tapi tidak merokok secara langsung. Meski tidak merokok secara langsung, perokok pasif tetap berisiko terkena kanker paru-paru. Risiko perokok pasif terkena kanker paru-paru meningkat setidaknya 20 persen dibandingkan orang yang tidak terkena pajanan asap rokok.

Polusi Udara

Menurut data WHO, Asia Tenggara berada di posisi kedua sebagai wilayah penyumbang buruknya polusi udara di dunia. Risiko terkena kanker paru-paru akan meningkat jika kita terkena pajanan polusi udara contohnya dari asap kendaraan atau asap pabrik. Sekitar satu dari 100 kematian karena kanker paru-paru diakibatkan oleh tingkat polusi yang tinggi. Menghirup asap pembuangan dari kendaraan maupun pabrik bisa memiliki dampak yang sama seperti merokok pasif.

Pajanan di Tempat Kerja

Beberapa pekerjaan memiliki kemungkinan kaitan dengan meningkatnya risiko terkena kanker paru-paru. Pegawai yang terkena pajanan beberapa senyawa kimia yang bersifat karsinogenik, seperti asbes, nikel, batu bara, silika, dan arsenik memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru.

Pajanan Radiasi

Radon adalah bagian dari udara yang kita hirup. Radon adalah gas radioaktif yang muncul secara alami. Gas ini berasal dari batuan dan tanah dalam jumlah yang sangat kecil.
Gas radon ini bisa berpindah tempat melalui tanah. Gas ini akan masuk ke dalam rumah melalui celah-celah pondasi, pipa, saluran air atau lubang terbuka lainnya. Gas ini bisa diuji dengan alat pengujian sederhana, karena gas radon bersifat tidak kasat mata dan tidak berbau. Jika dihirup, gas radon dapat merusak paru-paru, terutama bagi seorang perokok.


Sumber :http://www.alodokter.com/kanker-paru-paru/penyebabhttp://www.alodokter.com/kanker-paru-paru/gejalahttp://www.alodokter.com/kanker-paru-paru
https://images.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fdoktersehat.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F12%2Fshutterstock_195485558-copy.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fdoktersehat.com%2Fpenyebab-dan-gejala-kanker-paru-paru%2F&docid=4Eo446q7nzTsJM&tbnid=Zvng74HeDWALqM%3A&vet=1&w=865&h=400&source=sh%2Fx%2Fim


Faringitis

Related image
Faringitis adalah inflamasi atau peradangan pada faring, yakni salah satu organ di dalam tenggorokan yang menghubungkan rongga belakang hidung dengan bagian belakang mulut. Dalam kondisi ini, tenggorokan akan terasa gatal dan sulit menelan.
Sebagian besar kasus faringitis disebabkan oleh virus, dan beberapa kasus lainnya disebabkan oleh bakteri, seperti bakteri grup A streptococcus. Faringitis karena virus atau bakteri ini dapat menular pada orang lain. Penyebaran tersebut bisa terjadi melalui udara (misalnya menghirup butiran air ludah atau sekresi hidung yang dikeluarkan oleh penderita) atau melalui benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh virus dan bakteri.
Faringitis
Faringitis karena virus lebih rentan menular jika seseorang bersama penderita faringitis dalam satu ruangan dengan ventilasi yang buruk. Sedangkan faringitis karena bakteri dapat menyebar dengan cepat di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja pada musim pancaroba.
Penyakit faringistis umumnya dapat pulih dalam waktu 3 hingga 7 hari. Penanganan dapat dilakukan melalui pengobatan mandiri di rumah atau pemberian obat dari dokter.

Gejala Faringitis

Beberapa gejala yang dapat muncul saat seseorang menderita faringitis adalah:
  • Nyeri otot.
  • Tenggorokan bengkak.
  • Batuk.
  • Badan terasa lelah.
  • Demam.
  • Pusing.
  • Mual.
  • Susah menelan.
  • Selera makan berkurang.
  • Bersin.
  • Pilek.

Penyebab Faringitis

Faringitis atau radang tenggorokan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Dua di antaranya adalah virus dan bakteri. Beberapa jenis virus yang memicu faringtis adalah virus gondongan (mumps), virus Epstein-Barr (monocleosis), virus parainfluenza, serta virus herpangina. Sedangkan jenis bakteri yang dapat menyebabkan faringitis adalah bakteri grup A beta-hemolytic streptococcus. Bakteri ini biasanya memicu sakit tenggorokan (strep throat). Bakteri lainnya adalah bakteri penyebab infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia.
Selain itu, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita faringitis, di antaranya adalah:
  • Sering menderita flu atau pilek.
  • Sering mengalami infeksi sinus.
  • Menderita alergi.
  • Sering terpapar asap rokok dalam tempat tertutup (perokok pasif).

Diagnosis Faringitis

Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita faringitis berdasarkan gejala-gejala yang dirasakannya dengan didukung oleh hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melihat apakah terjadi pembengkakan atau kemerahan pada tenggorokan pasien. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi telinga dan hidung, serta sisi samping leher untuk melihat adanya pembesaran kelenjar.
Untuk mengetahui penyebab faringitis, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan. Salah satunya adalah kultur bakteri dari sampel sekresi tenggorokan pasien untuk menguji keberadaan bakteri Streptococcus. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknis swabatau usap.
Selain tes tersebut, pemeriksaan darah (termasuk penghitungan darah lengkap) juga bisa dilakukan untuk menentukan penyebab faringitis. Jika penyebab belum diketahui, dokter dapat melakukan pemindaian dengan CT scan untuk melihat gambaran kondisi tenggorokan dan leher secara lebih detail.

Pengobatan Faringitis

Pengobatan faringitis dilakukan berdasarkan penyebabnya. Jika kondisi ini disebabkan oleh virus, maka penanganan mandiri dapat dilakukan di rumah guna memulihkan kondisi hingga sistem imunitas tubuh menaklukan infeksi tersebut. Misalnya dengan:
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas, misalnya paracetamol dan ibuprofen, untuk meredakan sakit tenggorokan.
  • Banyak beristirahat.
  • Minum banyak cairan agar tidak mengalami dehidrasi.
  • Menggunakan pelembab udara di dalam ruangan.
  • Mengonsumsi kaldu hangat atau minuman dingin.
  • Berkumur dengan air garam yang hangat.
  • Mengonsumsi permen pelega tenggorokan (throat lozenges) untuk meredakan nyeri tenggorokan.
Jika penyebab faringitis adalah infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik  seperti penicillinamoxicillin, erythromycin, atau azithromycin, yang bisa memusnahkan bakteri. Durasi penggunaan antibiotik yang disarankan dalam kasus ini biasanya adalah 10 hari. Pasien perlu menghabiskan obat antibiotik agar infeksi tidak berulang dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.
Faringitis umumnya dapat pulih dalam waktu 3 hingga 7 hari. Meskipun begitu waspadalah apabila gejala tidak menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu seminggu, terjadi demam yang mencapai suhu lebih dari 38 derajat Celsius selama beberapa hari dan tidak mereda meskipun sudah mengonsumsi obat, sakit tenggorokan tidak kunjung sembuh meski sudah mengonsumsi obat pereda nyeri, penderita memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat penyakit atau penggunaan obat, sulit menelan hingga tidak bisa makan atau minum, sulit bernapas melalui mulut, mengeluarkan suara yang mengganggu ketika bernapas, atau mengeluarkan air liur secara terus menerus. Konsultasi kepada dokter sangat dibutuhkan karena dikhawatirkan itu merupakan gejala-gejala dari kondisi lainnya yang lebih parah.

Komplikasi Faringitis

Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit faringitis adalah:
  • Demam reumatik yang dapat mengganggu katup jantung.
  • Gangguan ginjal atau glomerulonephritis.
  • Abses pada tonsil atau jaringan lain pada tenggorokan.

Pencegahan Faringitis

Beberapa upaya yang dapat kita dilakukan untuk mencegah faringitis adalah:
  • Sering mencuci tangan, terutama sebelum makan atau setelah batuk dan bersin.
  • Menggunakan pembersih berbahan alkohol jika air dan sabun tidak ada.
  • Tidak berbagi pakai peralatan makan, minum atau mandi dengan penderita faringitis.
  • Mengindari kontak dengan penderita faringitis.
  • Menghindari paparan asap rokok dengan tidak merokok dan menghindari orang yang sedang

Sumber :
http://www.alodokter.com/faringitis
https://images.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-xZN_5gK4y1c%2FVgX0Uar41JI%2FAAAAAAAAApk%2F9BgCzVzot9E%2Fs1600%2FObat%252BAlami%252BUntuk%252BPenyakit%252BFaringitis.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fagenobatherbal19.blogspot.com%2F2015%2F09%2Fobat-alami-untuk-penyakit-faringitis.html&docid=Xx1IdsOsip9fWM&tbnid=K3yPekNu2Ik-4M%3A&vet=1&w=402&h=202&hl=en&source=sh%2Fx%2Fim

Penyakit Tonsilitis



Image result for tonsillitis
Penyakit tonsilitis adalah sebuah penyakit yang timbul akibat adanya peradangan dibagian tonsil (amandel).
Peradangan yang terjadi dibagian ini pada umumnya seringkali diakibatkan karena adanya virus atau bakteri yang menyerang bagian tersebut. Kebanyakan atau umumnya infeksi yang terjadi dibagian amandel ini lebih sering menyerang anak-anak yang berusia muda yakni pada usia sekitar 5 sampai dengan 15 tahun.
Penyakit ini adalah bagian dari penyakit pernapasan yang menyerang bagian tenggorokan. Dampak dari penyakit ini sendiripun cukup mengganggu dan membuat napas menjadi lebih berat dibandingkan pada kondisi yang normal. Adapun kondisi penyakit ini terjadi kadang-kadang atau seringkali kambuh pada si penderita.
Dalam dunia kedokteran penyakit tonsilitis dibagi kedalam dua bagian jenis penyakit yang dibagi berdasarkan dengan durasi berlangsungnya pernyakit tersebut. Kedua bagian penyakit tersebut adalah tonsilitis akut dan juga tonsilitis kronis.
Penyakit ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja atau diabaikan terutama bila menyerang si buah hati. Hal ini dikarenakan dampak dari penyakit ini akan mengaggu dan membuat si kecil kepayahan apalagi sifat dari penyakit ini adalah sering kambuh atau terjadi secara berulang.
Selain itu dampak yang paling sering ditunjukan pada si pasien yang menderita penyakit tonsilitis adalah demam yang menyertai gejala lainnya. Bisa dibayangkan pada saat si kecil buah hati anda seringkali mengalami demam pada saat penyakit ini kambuh maka berapa kali si kecil akan dibuat kepayahan dan lesu merasakan demam yang menyerangnya?
Belum lagi bila si buah hati anda sudah masuk usia sekolah maka kondisi ini akan membuat rutinitas sekolah dan kegiatan lain yang mereka jalani menjadi terhalang dan terhambat. Akibatnya bukan hanya pelajarannya yang tertinggal di sekolah namun juga keceriaan akan seketika direnggut dari wajah mungilnya yang ceria.
Nah, mengingat dampaknya yang begitu menganggu ibu tentu tidak tega melihat buah cinta anda terus-terusan dibuat kepayahan dengan kondisi demikian bukan? Untuk itulah sebaiknya segera atasi segala hal yang terjadi dengan si buah hati termasuk gangguan kesehatannya.
Nah, untuk mengetahui bagaimana bahaya dari penyakit tonsilitis, gejala, penyebab dan pengobatannya. Mari kita simak dibawah ini.
amandel penyebab gejala

Apa Itu Amandel?

Sebelum membahas lebih jauh pada penyakit radang amandel atau tonsilitis terlebih dahulu kita akan kupas mendalam apa itu amandel.
Amandel atau tonsil adalah dua massa jaringan limfatik (sistem kekebalan tubuh) yang letaknya terdapat dibagian belakang tenggorokan kita. Selain berfungsi sebagain filter yang dapat menjebak kuman yang hendak masuk kebagian saluran pernapasan, amandel pun berfungsi untuk menghasilkan antobodi atau kekebalan tubuh yang membantu tubuh untuk melawan infeksi dibagian saluran pernapasan.
Saat seseorang baru saja dilahirkan ke dunia tonsil atau amandel ini ukurannya kecil dan secara bertahap akan mulai bertambah besar sampai usia si anak 8 atau 9 tahun. Namun setelah berlalu masa tersebut yakni di usia 11 atau 12 tahun ukuran amandel ini akan menyusut namun tidak menghilang sepenuhnya.
Akan tetapi sayangnya bagian ini begitu mudah terkena papara kuman dan bakteri sehingga ketika bagian ini terinfeksi maka terjadilah peradangan atau pembengkakan dibagian tersebut yang mana kondisi ini lebih dikenal dengan tonsilitis.
Radang amandel atau tonsilitis lebih sering menyerang dan diderita olehanak-anak dengan usia 3 sampai 7 tahun. Mengapa demikian? Sebab pada usia inilah amandel memainkan perannya dengan begitu aktif guna melawan infeksi yang akan masuk kebagian saluran pernapasan.
Dengan semakin bertumbuhnya si anak maka ukuran tonsil akan terus mengecil dan infeksi menjadi lebih kurang terjadi. Itulah mengapa dalam kasus ini, anak-anak disebut-sebut lebih rentan terkena dengan penyakit tonsilitis dibandingkan dengan orang dewasa.
Radang amandel yang menyerang biasanya tidak berbahaya terkecuali jika abses (pembengkakan dibagian tonsil tidak terus berkembang. Akan tetapi bila kondisi pembengkakan terus terjadi dan ukuran tonsil terus membesar dan menjadi lebih besar maka kondisi ini akan dapat menghambat sistem pernapasan pada si buah hati.
Perlu diketahui kondisi ini akan dapat berlangsung 4 sampai 5 kali dalam satu tahun. Yang mana bila anak anda mengalami hambatan bernapas dalam beberapa kali selama satu tahun maka bisa dibayangkan berapa kali dampak dan resiko yang akan mereka alami. Selain itu, kondisi pembengkakan dibagian tonsil ini akan juga memiciu kondisi lainnya seperti infeksi dibagian telinga dan masalah pada adenois (pembengkakan yang terjadi dibagian belakang rongga hidung atas amandel).
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa klasifikasi dari penyakit amandel ini terbagi kedalam 2 bagian yakni akut dan kronis. Untuk penyakit tonsilitis yang akut adalah penyakit yang keluhannya terjadi dan berlangsung selam akurang dari 3 minggu yang dirasakan oleh si pasien. Sementara untuk jenis tonsilitis yang kronis adalah apabila radang yang terjadi sebanyak 7 kali dalam kurun waktu satu tahun, atau 5 kali dalam kurun waktu dua tahun, atau 3 kali dalam kurun waktu satu tahun. Kondisi inilah yang patut untuk diwaspadai karena dampak yang akan dirasakan oleh si kecil akan cukup menganggu rutinitasnya.

Penyebab Penyakit Tonsilitis

Pada kebanyakan kasus penyakit tonsilitis lebih sering menyerang anak-anak pada usia Sekolah Dasar. Penyebab paling umum dari timbulnya penyakit ini adalah diakibatkan oleh adanya serangan virus.
Adapun beberapa virus yang dapat menyebabkan kondisi tonsilitis terjadi pada si penderita diantaranya adalah virus influenza (flu) dan virusEpstein-Barr (EBV). Perlu anda ketahui beberapa jenis virus tersebut adalah virus yan juga menjadi penyebab mononucleosis, atau "mono". Beberapa jenis bakteri juga bisa menyebabkan radang amandel. Adapun untuk jenis bakteri yang lebih sering menyebabkan amandel diantaranya adalah organisme yang sama yang menyebabkan adanya radang tenggorokan.
Radang amandel atau tonsilitis yang disebabkan oleh radang tenggorokan pada anak-anak hanya terjadi sekitar 30% dan kurang terjadi pada orang dewasa. Untuk sebab itu maka sebaiknya orangtua perlu menjadi amat waspada pada saat si kecil didiagnosa mengalami radang tenggorokan agar jangan sampai bakteri yang sama penyebab dan menimbulkan radang amandel untuknya.
Bukan hanya itu, terkadang kuman pun bisa menjadi penyebab dari penyakit yang satu ini. Kuman ini biada ditularkan melalui kontak biasa dengan oranglain, seperti halnya melalui tetesan di udara akibat bersin atau batuk. Pada kasus ini penderita yang bersin atau batuk mengeluarkan cairan atau aerosol yang menyebar di udara dan terhisap oleh orang lain yang sehat. Akibatnya kuman masuk dan menyebar dibagian tenggorokan hingga kebagian tonsil. Selain itu penularan kuman juga dapat terjadi akibat adanya kontak oral (mulut), terutama pada kasus EBV (yang mana mono pun sering disebut dengan "penyakit ciuman").
Pada kasus ini amandel akan bekerja untuk melawan virus dan bakteri yang masuk kedalam tubuh melalui hidung atau mulut seseorang. Hasilnya adalah timbulnya infeksi dibagian amandel yang kemudian menimbulkan bagian tersebut mengalami pembengkakan atau kenaikan ukuran volume tonsil akibat adanya infeksi pada akhirnya kondisi ini akan dapat menimbulkan peradangan dan menimbulkan rasa sakit yang cukup menyiksa.
Selain itu sebuah data menunjukan bahwa sekitar 70% penyakit tonsilitis yang terjadi dan menyerang anak-anak diakibatkan oleh adanya infeksi virus, begitu pula dengan infeksi virus yang terjadi pada orang dewasa dengan persentasi hampir 90%. Pada golongan ana-anak hampir sebanyak 30% penyebab penyakit radang amandel diakibatkan oleh adanya bakteri adapun jenis bakteri yang menyerang adalah jenis Streptococcus hemolitikus, sementara pada orang dewasa kasus ini hanya dijumpai sebanyak 10%.

Beberapa Daftar Virus dan Bakteri yang Dapat Memicu Tonsilitis:

  • Virus herpes simplex
  • Bakteri streptococcus pyogenes
  • Bakteri hemolitikus
  • Adenovirus
  • Virus Epstein-Barr
  • Virus Influenza
  • Enterovirus
  • Virus parainfluenza
Umumnya mereka yang mengalami tonsilitis akan mengalami sakit kepala, nyeri dibagian tenggorokan ketika menelan, batuk dan juga demam. Gejala ini umumnya akan dapat pulih kembali dalam empat hari.
Meskipun sebagian besar kasus tonsilitis tidak tergolong kedalam penyakit yang serius, akan tetapi sebaiknya temuilah dokter jika anda atau si buah hati mengalami gejala yang berlangsung lebih dari empat hari atau ketika si penderita tidak menunjukan tanda-tanda pemulihan atau bahkan kondisi ini malah semakin parah yang membuat mereka bahka merasakan kesulitan bernapas.

Gejala Radang Amandel

Sama halnya seperti kasus pada penyakit-penyakit lainnya. Penyakit tonsilitis ini tidak terjadi dengan tiba-tiba atau mungkin menyerang dengan cepat dan berkembang menjadi penyakit tonsilitis yang akut yang harus segera mendapatkan pertolongan medis. Selalu muncul tanda atau ciri yang mengawali datangnya penyakit ini.
Sayangnya keterlambatan diagnosa yang dialami oleh sebagian besar penderita umumnya dikarenakan karena si penderita yang enggan memeriksakan kesehatannya ke dokter. Atau dalam kasus ini bila penyakit tonsilitis menyerang anak-anak biasanya orangtua kurang teliti atau kurang cekatan dalam mendeteksi penyakit atau gagguan kesehatan yang menyerang buah hatinya.
Nah, untuk mengetahui gejala apa saja yang bisa mencirikan timbulnya penyakit tonsilitis dalam tubuh si penderita, berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin dirasakan.
  1. 1. Timbulnya pilek, batuk, suara serak, mulut berbau, nyeri dibagian perut dan adanya pembesaran kelenjar getah bening yang terdapat di sekitar bagian leher. Kondisi ini pada umumnya mengindikasikan bahwa bagian tonsil mengalami pembengkakan dan harus segera dikonsultasikan ke dokter.
  2. 2. Perasaan nyeri yang dialami oleh si penderita pada saat ia hendak menelan makanan atau minuman. Bahkan dalam kasus yang lebih parah, menelan ludah sekalipun akan dapat menimbulkan perasaan nyeri. Pada kasus ini biasanya si penderita akan menghadapi kondisi malas makan akibatnya kurangnya asupan gizi dan nutrisi dari makanan.
  3. 3. Ketika diperiksakan ke dokter, terdapat pembengkakan dibagian tonsil atau amandel. Selain itu pembengkakan ini akan juga disertai dengan warna merah dibagian tonsil yang terkadang disertai dengan adanya bercak putih atau eksudat dibagian permukaan tonsil dan adanya warna merah sebagai tanda adanya peradangan dibagain tenggorokan dan tonsil.
  4. 4. Timbulnya perasaan kering dibagian tenggorokan atau seperti ada yang mengganjal dibagian leher yang dialami oleh si penderita. Hal ini diakibatkan oleh pembengkakan tonsil yang semakin membesar.
  5. 5. Timbulnya perasaan nyeri otot, lemas, mengigil, demam dan juga sakit dibagian kepala.
  6. 6. Rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit tonsilitsi pada umumnya akan dapat menjalar hingga kebagian telinga dan juga bagian leher.
Beberapa gejala diatas adalah segelintir tanda atau ciri yang mungkin akan dialami oleh si penderita bila rupanya timbul peradangan atau pembengkakan pada bagian tonsilnya. Ketika si penderita mulai merasakan satu atau beberapa gejala diatas sebaiknya segera konsultasikan kondisi ini ke poli THT untuk dilakukan pemeriksakan lebih lanjut mengenai kondisi tersebut.
Pemeriksakan lebih dini akan dapat menyelamatkan penderita dari kondisi yang lebih buruk. Pada kondisi yang lebih buruk, penanganan tonsilitis yang sudah membesar dan membengkak biasanya akan dilakukan operasi untuk mengangkat tonsil yang membengkak.

Diagnosis Penyakit Tonsilitis (Radang Amandel)

Dalam hal mendiagnosis tonsilits pertama-tama dokter akan mulai memeriksa bagian tenggorokan anda, sekaligus dokter akan mulai mengajukan pertanyaan perihal gejala apa saja yang dirasakan oleh si penderita selama ini. Ketika anda memutuskan untuk berkonsultasi atau melakukan pemeriksakan gangguan pada tonsil maka poli kesehatan yang bisa anda kunjungi adalah poli THT.
Apabila rupanya tonsilitis yang dialami penyebabnya adalah akibat adanya infeksi bakteri, biasanya gejalanya dapat berupa pembengkakan kelenjar getah bening dibagian tenggorokan, demam namun tidak batuk dan munculnya bercak nanah pada bagian sekitar amandel.
Sementara itu bila tonsilitis yang dialami disebabkan oleh adanya infeksi virus, biasanya gejala yang akan dirasakan oleh si penderita adalah berupa kondisi yang lebih ringan, namun disertai dengan pilek dan batuk.
Selain beberapa pemeriksakan diatas, tes lebih lanjut di laboratorium seperti halnya tes darah, biasanya diperlukan oleh dokter guna memastikan apakah si pasien yang bersangkutan juga menderita gangguan kesehatan lain atau tidak, contohnya seperti demam kelenjar. Adapun tes laboratorium yang dilakukan oleh pasien yang memiliki resiko tinggi akan sanagt dibutuhkan, seperti misalahkan mengetahui apakah si pasien mengalami sistem kekebalan tubuh yang rendah atau tidak.

Pengobatan dan Pencegahan Tonsilitis (Radang Amandel)

Pada umumnya sebagian besar kasus tonsilitis akan dapat sembuh atau membaik pada kondisi semula selama kurang lebih 1 minggu. Pada kasus penyakit ini sebenarnya tidak ada obat khusus yang dibuat untuk menangani penyakit radang amandel agar kondisi yang dirasakan bisa membaik dan membuat tonsil atau amandel bisa kembali pada kondisi sediakala. Obat yang diberikan dan diresepkan oleh tim medis biasanya hanya difungsikan guna meringankan gejala yang dialami agar si pasien bisa merasa lebih baik dan dapat kembali menjalani rutinitasnya.
Adapun jenis obat-obatan yang diberikan kepada di pasien biasanya akan berupa parasetamol atau ibuprofen sebagai obat pereda rasa sakit yang dialami. Akan tetapi selain dengan menggunakan obat, pemulihan bisa ditunjang dengan mendapatkan istirahat yang cukup dan banyak mengkonsumsi cairan agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
Pada kasus penyakit tonsilitis yang parah dan kerap kambuh, biasanya adokter terpaksa akan melakukan operasi pengangkatan amandel untuk mengatasi hal tersebut. Dengan demikian bila peradangan dan pembengkakan yang terjadi rupanya menyerang kedua bagian amandel, maka kedua bagian tersebut akan diangkat melalui jalan operasi.
Sebenarnya tonsilitis atau radang amandel akan dapat dicegah. Pencegahan yang dilakukan pun bisa diterapkan sendiri dirumah. Dalam kasus ini bila buah hati anda rentan mengalami penyakit ini maka orangtua perlu mengarahkan dan mengajarkannya dengan baik.
Ajarkan anak untuk rajin mencuci tangan sebelum makan atau selepas dari kamar mandi, kenakan tisu untuk menutup hidung atau mulut mereka saat bersin ataupun batuk.



Sumber :
https://bidanku.com/apa-itu-tonsilitis-radang-amandel-penyebab-gejala-dan-penanganannya
https://images.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fassets.nhs.uk%2Fprod%2Fimages%2FM2700195-Tonsillitis-SPL.width-610.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.nhs.uk%2Fconditions%2Ftonsillitis%2F&docid=-Ce9ZzHsGUVs6M&tbnid=aaqxmyiie-uKeM%3A&vet=1&w=610&h=406&hl=en&source=sh%2Fx%2Fim